Kamis, 28 Juli 2022

Untukmu Guru Debu Jalanan Berabu

_".-Nasihat sepangkal dari sa pu Guru ini masih relevan untuk praktek dalam kehidupan*_"-

[*_.-Sewaktu-waktu Murid Bisa Menjadi Guru Melewati Batas Kemampuan Gurunya, Tapi Guru Tidak Pernah Menjadi Murid*_".]

Artinya! *_".🌸
..................

Jangan engkau mendidik manusia lain untuk mendapatkan pujian dan hormat, dari orang yang akan engkau didik itu, dikemudian hari mereka telah mengetahui ilmu dan pengetahuanmu menjadi orang-orang sukses. Tidak mungkin mereka menuruti cara pandang engkau semua, mereka yang lain akan perpandangan lain.

Sewaktu-waktu mereka mendukung kamu disisi lain mereka melawan kamu. Karena itu, mendidik manusia lain bukan untuk  kamu mendapat pujian dan hormat. Melainkan kamu sebagai manusia, memanusiakan manusia lain adalah tanggung jawab moral kamu sebagai sesama manusia, yang sama dengan kamu tanpa memandang perbedaan latar belakang laki-laki dan perempuan. Dan jangan memuji dirimu atas kamu lakukan perbuatan baikmu itu di dunia ini. Perbuatan baikmu atas manusia lain di dunia ini adalah bekal hidupmu  untuk urusan dengan Tuhan di kemudian hari.
Lalu, soal menentukan pilihan hidup  mereka jangan sekali-kali kamu menggurui mereka, karena itu hal yang sangat rahasia (privat) dan hak atas menentukan pilihan kehidupan mereka masing-masing orang. Biarkan perbuatan baikmu itu  menjadi kenangan untuk mereka menceritakan kepada orang lain dan anak cucu mereka di masa depan. 

Karena itu, Kalau kamu  tidak mau mendapatkan pujian dan hormat semua itu, siapa yang suru kamu menjadi Guru debu jalanan berabu? Sebagai Guru menerima semuanya itu sebagai  konsekuensi yang logis dan hal yang biasa. Kamu dengan keyakinan  bahwa sewaktu-waktu murid bisa menjadi Guru  dimasa akan datang melebihi batas kemampuanmu, dan sebaliknya melawanmu. Akan tetapi, bukan itu yang diharapkan untuk melemahkan semangatmu untuk mendidik orang  lain. Kamu ingat bahwa Guru tidak akan pernah bisa menjadi Murid. Guru tetap Guru.

{Padang bulan, Holandia, 2016-2017 Years Ago]©
https://alinlancintamenulis.blogspot.com

Senin, 25 Juli 2022

Apakah Socrates Mengajak Kita Berpikir Tingkat Tinggi, DenganTeori Tingkat Tinggi?

Bukan karena soal saya egois jadi, saya tulis di media sosial Facebook ini. Tapi kutipan Nare, Soleman Itlay dibawah ini menurut saya, sangat bernyawa dan hidup selama-lamanya,
"Kalau kita mengorganisir kritik tulisan lewat buku saja, sementara kondisi tertentu tidak mendukung, maka ide dan gagasan kita bisa basi. Beruntung kalau sang kritikus tulisan berumur panjang dan bisa menghasilkan buku. Lalu bagaimana jika ia sakit, dan meninggal dunia? Kasihan dia, sebab dia membawa ide dan gagasan di alam baka. Dan kita juga akan rugi untuk merasakan manfaat pikirannya". 

 Karena itu menurutnya ini, saya pikir mengingatkan kita, untuk menulis di media sosial Facebook itu, juga bagian dari karya seseorang selama penulis memenuhi syarat kaidah-kaidah dan unsur-unsur ilmah, sistematis, terstruktur, terorganisir di Zaman generasi Z perkembangan teknologi dan informasi. Karena hari ini masih banyak orang berinteraksi di media sosial Facebook, whatsapp, instagram, twitter. 
 
Saya kutip juga seorang penulis ternama mengingatkan kita hal yang sama dibawah ini. 

*_"Menulis adalah sebuah kebutuhan agar otak kita tidak dipenuhi oleh feses pemikiran. Maka, menulislah. Entah itu di buku tulis, daun lontar, prasasti, atau bahkan media sosial Facebook, Whatsapp, Instagram, Twitter, menulislah terus tanpa peduli karyamu akan dihargai oleh siapa dan senilai berapa_". - Fiersa Besari-.*

Jadi saya pikir, Dengan hadirnya buku Socrates itu, bikin kita satu Papua ini memulai untuk berpikir dari tingkat mistis, teologis, logis, hingga sampai pada berpikir tingkat tinggi dialektika menurut Karl Marx & Hegelian, kalau dengan begitu, bagaimana Gerakan Literasi Papua kita saatnya dimulai?

Minggu, 10 Juli 2022

Catatan Lepas Harian Siang Perihal : Om

Om adalah panggilan kepada kakak atau adik laki-laki dari ibu, selain dari itu, kakak atau adik laki-laki klen/marga dari ibu bersangkutan. 
Terlepas dari berbicara sebutan untuk silsilah kekerabatan keluarga, Studi kasus tentang sapaan Om terhadap Misionaris tiba disebuah kampung.

Dalam tatanan kebudayaan kami, sebutan kekerabatan untuk Om sangat tinggi nilai-Nya dari sebutan-sebutan  yang lain. 
Ketika para misionaris  masuk di suatu kampung, pendekatan yang mereka lakukan adalah dalam budaya yang nilai-Nya sangat tinggi. Yaitu; mereka  memanggil para misionaris itu sebagai Om.

Tatanan budaya kekerabatan mereka, ketika para misionaris itu disapa sebagai Om, itu berarti mereka menjadi bagian yang utuh dari kehidupan budaya ditempat itu. Mereka merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari orang-orang sekampung itu. Mereka sudah masuk dan hidup sebagai bagian dari suku-suku itu. 

Sehingga, misionaris disapa dengan om yang nilai-Nya sangat tinggi menurut kebudayaan mereka maka, bukan hanya pemberitaan Injil yang identik dengan jiwa rohani itu, akan tetapi pendidikan, kesehatan, pertukangan, pengajaran guru injil, dlsb, itu. telah menjadi om dari segala zaman.

Judul : Tugu Injil
Foto : Obock I Silak Photograpy
Date : 04/28/2022
Lokasi : Waniok
Category : Art

CINTA EROTIS

Cinta Erotis merupakan hasrat untuk bersatu sepenuhnya, bersatu dengan dia seorang (pria dan wanita). Cinta ini pada dasarnya khusus (eksklusif) dan tidak umum (universal), juga mungkin bentuk cinta paling memperdaya yang pernah ada.

Pertama-tama, cinta erotis sering rancu dengan perasaan "jatuh " Cinta yang meledak-ledak, runtuhnya secara tiba-tiba semua tembok yang sebelumnya berdiri diantara dua orang asing. Namun, keintiman mendadak ini sebenarnya cuma bertahan sebentar.

 Setelah kedua orang asing itu menjadi dekat, tidak ada lagi penghalang untuk ditaklukkan, tidak ada lagi keintiman tiba-tiba untuk diraih. Orang yang "dicintai " Jadi dikenal baik seperti mengenal diri sendiri. Atau lebih tepatnya, agak dikenal. Andai ada kedalaman lebih saat merasakan orang lain itu, andai dia bisa merasakan ke tidak terbatasan kepribadian pasangannya, maka orang lain itu tidak akan menjadi terkenal (familiar) sehingga keajaiban menaklukan penghalang pun akan terjadi setiap hari.

Bagi mereka keintiman dibangun terutama melalui hubungan seksual. Karena bagi mereka keterpisahan dengan orang lain bermakna keterpisahan fisik, sehingga penyatuan fisik dianggap akan mengatasi keterpisahan itu. Yang tampak intim hanya saat mereka ditempat tidur atau saat mereka saling mengekspresikan kebencian dan kemarahan. Namun, semua bentuk kedekatan ini cenderung melemah terus dan terus seiring waktu berlalu. Akibatnya dia pun mencari cinta pada orang baru, pada orang asing baru. Sekali lagi orang asing baru itu dijelaskan jadi orang "dekat ", sekali lagi pengalaman jatuh cinta itu menggembirakan dan kuat (intens), dan sekali lagi perlahan-lahan melemah dan melemah, dan berakhir dalam keinginan mencari penaklukan baru, cinta baru selalu dengan ilusi bahwa cinta yang baru akan berbeda dari yang sebelumnya. Sifat hasrat seksual yang memperdaya berperan besar menyumbang ilusi ini.

Tujuan hasrat seksual adalah penyatuan dan bukan sekedar gairah fisik, perbedaan ketegangan yang menyakitkan. Namun, hasrat seksual pun bisa dirangsang oleh rasa cemas akan kesendirian, oleh keinginan untuk menaklukkan atau ditaklukkan, oleh keangkuhan, oleh keinginan untuk menyakiti dan bahkan merusak, sebesar rangsangan cinta. Tampaknya hasrat seksual bisa dengan mudah bercampur dan dirangsang oleh emosi kuat, cinta cuma salah satunya. Hasrat seksual berada di dalam pikiran sebagian besar orang, bercampur dengan gagasan tentang cinta, karenanya mereka terkecoh, mengirah bahwa saat menginginkan satu sama lain secara fisik berarti mereka saling mencintai.

 Cinta dapat membangkitkan keinginan untuk penyatuan seksual, bila demikian maka hubungan fisik itu tidaklah tamak, tidaklah ingin menaklukkan atau ditaklukkan, melainkan berbaur kelembutan. Jika hasrat penyatuan tidak dirangsang oleh cinta, jika cinta erotis itu tidak sekaligus sebuah cinta persaudaraan, maka hasrat penyatuan itu tidak akan membawa pada penyatuan lebih dari rasa orgiastik yang sementara. Untuk sesaat, ketertarikan seksual menciptakan ilusi bersatu, tapi tanpa cinta "penyatuan" Ini hanya membuat kedua orang asing itu sejauh sebelumnya kadang membuat mereka malu satu sama lain, dan bahkan membuat mereka saling membenci, karena saat ilusi itu telah hilang mereka merasa terasing bahkan lebih dari sebelumnya.

Kasih sayang sama sekali bukan, seperti yang diyakini Freud, sebuah usaha pengalihan hasrat yang bersifat primitif ke tingkahlaku yang diterima oleh norma masyarakat (sublimasi) dari pola tingkalahku yang bersifat turun temurun sejak lahir (insting) seksual, kasih sayang terlahir dari cinta persaudaraan, dan hadir dalam bentuk cinta fisik maupun non-fisik. Kita sering menemukan dua orang saling "jatuh cinta " Dan tidak mencintai siapapun yang lain. Cinta mereka, sesungguhnya, adalah egotisme. Mereka adalah dua orang yang mengidentifikasi dirinya pada pasangannya, dan mengatasi persoalan terasing dengan meluaskan individu satu menjadi dua.

 Mereka memang telah mengatasi kesendirian, tapi, karena terpisah dari seluruh umat manusia, mereka tetap terpisah dari satu sama lain dan terasing dari diri sendiri, mereka mengalami penyatuan sebagai ilusi. Cinta erotis bersifat ekslusif, tapi artinya mencintai dalam diri orang lain itu seluruh umat manusia, semua yang hidup. Cinta erotis khusus (eksklusif) hanya dalam arti saya bisa menyatukan diriku sepenuhnya dan sekuatnya dengan hanya satu orang. Cinta erotis meniadakan cinta untuk yang lain hanya dalam arti penyatuan erotis, berkomitmen penuh dalam seluruh aspek kehidupan tapi tidak dalam arti meniadakan cinta persaudaraan yang dalam dengan orang lain.

Cinta erotis, jika itu memang cinta, punya satu premis. Bahwa saya mencintai dari inti keberadaan saya dan merasakan orang lain dalam inti keberadaannya. Pada intinya, semua manusia sama. Kita sebagai bagian dari yang satu, kita adalah satu. Karena inilah, siapa yang kita cintai tak ada bedanya. Cinta seharusnya adalah kerelaan, keputusan untuk memercayakan hidup saya sepenuhnya pada satu orang itu. Inilah sesungguhnya alasan dibalik gagasan tentang pernikahan yang sulit dijelaskan. Gagasan ini menjadi landasan pernikahan tradisional yang mana kedua pasangan tidak pernah memilih satu sama lain, tetapi dipilihkan untuk satu sama lain dan diharapkan mencintai satu sama lain. Dalam kebudayaan Barat modern, gagasan ini sudah usang, kuno sama sekali. Cinta diharapkan timbul dari reaksi emosional, spontan, dari perasaan tidak tertahankan yang mendadak menguasai. Dalam pandangan ini, dia hanya melihat kekhasan dua individu yang terlibat cinta dan bukan kenyataan bahwa semua manusia laki-laki bagian dari Adam, dan semua perempuan bagian dari Hawa. Dia menyangkal faktor penting cinta erotis, yaitu Kerelaan. Mencintai seseorang bukan sekedar suatu perasaan yang kuat tapi keputusan, pertimbangan, janji. Jika cinta cuma perasaan, tidak akan ada landasan bagi janji mencintai satu sama lain selamanya. Perasaan datang dan bisa pergi. Bagaimana saya menilai itu akan bertahan selamanya, jika tindakan saya tidak menyertakan pertimbangan dan keputusan? 

Mengingat dua pandangan diatas, kita mungkin sampai pada posisi bahwa cinta adalah semata-mata kerelaan dan komitmen, jadi tidak penting siapa kedua orang itu. Apakah pernikahan diatur oleh pihak lain, atau pilihan pribadi, begitu pernikahan diputuskan, kerelaan tadi harusnya menjamin cinta berlanjut. Pandangan ini tampak mengabaikan ciri paradoks dari sifat manusia dan cinta erotis. 

Cinta erotis menghendaki elemen-elemen tertentu yang sangat individual dan spesifik, yang terdapat diantara beberapa orang, bukan diantara semua orang. 

Jadi kedua pandangan tersebut benar, yaitu bahwa cinta erotis adalah ketertarikan individual sepenuhnya, khusus antara dua orang tertentu. Juga bahwa cinta erotis tidak lain adalah kerelaan. 

Lebih tepat cinta erotis adalah kebenaran bukan yang ini atau itu. 
Maka anggapan bahwa bila cinta erotis tidak berhasil, hubungan bisa dengan mudah pudar, atau anggapan bahwa hubungan pasti tidak akan pernah pudar sama sekali, Sama-sama keliru. 


Rene Decrates, Izinkan Saya Obock I Silakan Menjadi Pelacur! DiLadangMu. 

Lawan Anggapan

Sering mendengar pandangan seksis sekitar orang-orang sekampung, anggapan mereka dengan ungkapan bahwa setinggi-tingginya perempuan sekolah, tetap saja berkubang di dapur.

Pandangan ini menurut kami sikap superioritas (egois) laki-laki terhadap perempuan, membuat masa depan nasib dan karir kaum perempuan dalam dunia pendidikan, organisasi, dan kehidupan bermasyarakat sangat dipengaruhi. Mereka gelisah, rendah diri, merasa minder, merasa masa depan yang belum pasti. Kaum laki-laki memandang perempuan sebagai pangsa yang lemah, mereka merasa hanya laki-laki lebih superior atas dirinya dari pada mengabaikan perempuan. 

Pandangan itu dipengaruhi dengan perspektif "Laki-laki cocok menjadi pemimpin karena bisa berpikir logis dan rasional. Sementara itu, perempuan tidak cocok menjadi pemimpin karena mendahulukan emosi daripada logika."

Terlepas dari masalah dalam dunia pendidikan dan kehidupan dalam bermasyarakat, kami melihat pandangan itu berpengaruh juga pada kepemimpinan laki-laki dalam masalah di dunia bidang organisasi tertentu. Didalam tulisan ini tidak ada terselip dengan maksud tertentu dalam perkembangan salah satu organisasi akan tetapi sebatas pandangan untuk umum dalam perkembangan organisasi saat ini.

ketika perempuan bergabung dalam organisasi tertentu tidak lain yang hanya ingin belajar. Hanya keegoisan kaum laki-laki mematahkan semangat atas hak-hak kaum perempuan. Tetapi juga laki-laki sebagai panitia penerimaan anggota baru atau senior dalam organisasi tertentu memandang mereka dengan pandangan seksis dan menganggap akan dijadikan sebagai pacar dalam organisasi, sesudah pacar membatasi pacarnya untuk terlibat berorganisasi, dengan alasan orang dalam organisasi melirik. Sehingga perempuan tidak percaya diri, merasa minder, muncul perasaan bimbang, merasa pangsa yang lemah, dan tidak berdaya, maka hilanglah keingintahuan tentang pengetahuan baru, semangat, belajar, berkarir, berorganisasi, dlsb. 

Di lain sisi organisasi tertentu bisa mengalami kevakuman dalam kepemimpinan akibat pandangan seksis itu, diantara sesama laki-laki bisa saling tidak baku suka dengan perasaan melirik orang lain itu, hanya karena memandang perempuan baru bergabung ingin belajar organisasi tertentu tadi dari perspektif perebutan perasaan soal rasa baku suka membuat kehancuran organisasi tertentu. Contoh kasus tidak disertakan dalam tulisan ini sebagai bentuk penghormatan manusia layaknya dan bagian dari pada masalah privasi seseorang itu sendiri.

Untuk melawan pandangan yang menindas kaum perempuan itu sekaligus memberikan saran bahwa! 

Diperjelas juga posisi kami sebenarnya bukan penggiat feminis, seksis, kesetaraan jenis-kelamin, atau bukan karena seorang yang bebas dari anti patriarki, pacaran dan kawin dalam kehidupan sehari-hari. Melainkan merasa terbeban atas anggapan seksis orang-orang sekampung kami, itu sebagai bentuk bertanggungjawaban moral sebagai sesama manusia tanpa memandang jenis-kelamin bahwa :

Kami hanya bermimpi, akan ada perempuan-perempuan yang telah terdidik, berwawasan luas secara global, pemikiran maju, berpikir kritis, yang telah menguasai inovasi dan teknologi tinggi, mereka suatu saat perempuan handal itu akan bangkit di segala bidang dari tengah-tengah pengalaman ketertindasan realitas kehidupan mereka. Pengalaman mereka itu akan menjadi pengetahuan. Dan mereka akan melawan balik para penindas itu, Dengan perlengkapan senjata dan peluru mereka. 

Senjata : Fiksi dan Non-Fiksi, Buku, jurnal, novel, cerpen, majalah, koran, dlsb. 
Peluru : patriarki, seksisme, feminisme, kesetaraan gender, dlsb. 

Tulisan Tidak Sempurna Ini. 
Semoga Menjadi Berkat! 
"Bagi Mereka Yang Haus Akan Pengetahuan Dan Rasa Ingin Tahu Yang Tinggi".

Rabu, 29 Desember 2021

Kematian Itu Seleksi Alam Atau Takdir Tuhan

Topik ini selalu menjadi keraguan sekaligus menantang saya, kata kematian dari kata dasar mati, arti ini sendiri adalah sudah hilang nyawa, tidak hidup jiwa lagi, atau yang tidak pernah rohnya hidup. Tapi disini saya mencoba bertanya ketidaktahuan tentang kematian seleksi Alam atau Takdir Tuhan itu, selama perjalanan hidup ini, menghadapi kematian orang-orang terkasih kita, hal yang sama kita juga mengalami kematian dari berbagai faktor, bentuk, sifat dan motif. Sebut saja seperti, lanjut usia, sakit, kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan, dlsb. Dibawah ini 5 analogi dari pada "kematian" itu. 1. Seperti Lanjut Usia Lanjut Usia adalah seseorang dikatakan lanjut usia, usianya 65 tahun ke atas. Lanjut Usia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan kehidupan lingkungan. 2. Seperti Sakit Sakit adalah berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu sakit misalnya demam, sakit perut, dan sebagainya. 3. Seperti Kecelakaan Kecelakaan adalah Suatu peristiwa yang jarang dan tidak tentu kapan terjadi dan bersifat banyak (multi) faktor yang selalu didahului oleh situasi dimana seorang atau lebih pemakai jalan telah gagal mengatasi lingkungan mereka. 4. Seperti Bunuh Diri Bunuh Diri adalah Sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. 5. Seperti Pembunuhan Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum. Orang akan berdebat sampai Ayam tumbuh gigi sekalipun tidak akan dapat solusi yang rasional tentang seleksi Alam dan Takdir Tuhan. Hanya sudut pandang Ilmu Alam dan sudut pandang Ilmu filsafat Teologia saja yang paling Tahu, tentang pengalaman hukum Alam dan keyakinan hukum Tuhan. Akan tetapi menurut hemat penulis dua sudut pandang itu bukan kebenaran mutlak satu sisi sudut pandang kebenaran ilmiah dan yang satu sisi sudut pandang kebenaran keyakinan masing- masing Iman kepercayaan. Memang benar semua orang di dunia ini mengalami kematian, baik itu detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun. Pada saat situasi apa saja tentu tak luput dari kematian itu. Kematian mereka itu menyebabkan perasaan duka cita yang paling dalam seumur hidup orang. Lalu kepergian mereka tinggalkan luka hati yang paling dalam, yang tidak ada obatnya yang bisa terobati luka itu. Sekalian mereka bawah pergi kasih sayang, persahabatan, motivasi, pemikiran dan pandangan mereka berikan di saat-saat sulit itu. Tanya mereka kirahnya apakah itu seleksi Alam atau Takdir Tuhan? Mungkinkah leluhur yang Tahu? Leluhur bukan Tuhan yang maha tahu dan alam semesta yang dapat dipahami dengan dunia batin. Kemudian penyebab faktor, motif, bentuk dan niat itu membuat mengalami kematian, tapi orang akan selalu katakan itu rencana Tuhan. sekalipun itu faktanya penyebab peristiwa itu campur tangan Alam, Manusia, Hewan dan di lingkungan sekitarnya. Tapi kematian itu tidak bisa dipastikan oleh orang siapapun kecuali sedang rawat inap di RSUD, kematian adalah soal rana jiwa, batiniah, tidak ada orang yang dapat mengetahui kapan akan mengalami kematian itu, kecuali berhubungan dengan faktor dimensi indarawi, fisik yang nyata. Jalanan Batin Terpenjara, 24 Desember 2021. #KAKI_ABU

Jumat, 17 Juli 2020

Sistem Organisasi Sosial; Suku Bangsa Yali

Karya Obock I Silak

* Suku bangsa Yali memiliki Tata organisasi berkampungan yang menetap; permanen dan tidak berpindah-pindah. Mengelola lahan-lahan yang dimiliki secara komunal dan yang dikelola secara individu. Semua kegiatan masyarakat direncanakan secara terpusat pada rumah laki-laki (Yowi). Semua kegiatan direncanakan bersama dan mengambil keputusan kolektif (bersama); di rumah (Yowi) yang diterima dan di setujui semua laki-laki pada "O Pumpuk" organisasi kampung terdekat.

* Yowi disini Pusat untuk membicarakan masa depan suku bangsa Yali;  cara hidup tatanan ekonomi tradisional, cara hidup tatanan sosial dan politik, tatanan hidup yang dapat dilestarikan lingkungan hidup maupun tatanan hidup hukum atau norma-norma larangan, tatanan hidup batas kehidupan Yowi, tatanan hidup menyuburkan tanah, tatanan hidup memelihara hewan, tatanan hidup membangun rumah, tatanan hidup cara membuka dan membuat kebun serta tatanan hidup panen hasil kebun Dan segala macam bentuk tatanan hidup mendatangkan kebaikan maupun tatanan hidup mendatangkan musibah yang mengacam kelangsungan suku bangsa Yali; Semuanya dibicarakan dalam honai Yowi sebagai organisasi induk suku bangsa Yali;  Yowi menjadi tempat membicarakan masa depan suku bangsa Yali.

Organisasi Kampung Suku Bangsa Yali

* Organisasi kampung orang Yali dikenal dan didirikan dengan secara lisan tidak langsung atau tidak tertulis tidak seperti organisasi modern secara tertulis sekarang yang kita lihat dunia modern ini; akan tatapi organisasi kampung suku bangsa Yali terbentuk secara alamiah atas dasar Klan dan marga masyarakat berkampungan suku bangsa Yali. Organisasi kampung suku bangsa Yali disebut "O Pumpuk" pada suatu organisasi kampung suku bangsa Yali didirikan atas suatu Klan atau Marga. Orang pertema yang mendirikan kampung atau berkampungan suku bangsa Yali tersebut selain rumah perempuan dan rumah biasa selain itu juga didirikan sebuah rumah laki-laki yang disebut oleh orang Yali rumah Yowi.

Yowi Sebagai Organisasi kampung Suku Bangsa Yali "O Pumpuk"

* Suatu berkampungan suku bangsa Yali terdapat  satu atau lebih satu rumah laki-laki yang disebut "rumah Yowi". Satu organisasi kampung suku bangsa Yali di sebut "O Pumpuk" yang didirikan secara teratur.  Suatu organisasi kampung suku bangsa Yali terdapat empat (4) sampai lima (5) rumah laki-laki (Yowi).

* O Pumpuk; berkampungan didalamnya terdapat beberapa honai (Yowi); untuk membicarakan masa depan stabilitas kehidupan suku bangsa Yali.

Teknik Pembuatan Api Tradisional

Pada 1960-an-1980-an masyarakat perkampungan lembah Yahulikma, Ubahakikma dan Sosomikma tidak memiliki akses korek api, dan masih menggunaka...