Minggu, 10 Juli 2022

CINTA EROTIS

Cinta Erotis merupakan hasrat untuk bersatu sepenuhnya, bersatu dengan dia seorang (pria dan wanita). Cinta ini pada dasarnya khusus (eksklusif) dan tidak umum (universal), juga mungkin bentuk cinta paling memperdaya yang pernah ada.

Pertama-tama, cinta erotis sering rancu dengan perasaan "jatuh " Cinta yang meledak-ledak, runtuhnya secara tiba-tiba semua tembok yang sebelumnya berdiri diantara dua orang asing. Namun, keintiman mendadak ini sebenarnya cuma bertahan sebentar.

 Setelah kedua orang asing itu menjadi dekat, tidak ada lagi penghalang untuk ditaklukkan, tidak ada lagi keintiman tiba-tiba untuk diraih. Orang yang "dicintai " Jadi dikenal baik seperti mengenal diri sendiri. Atau lebih tepatnya, agak dikenal. Andai ada kedalaman lebih saat merasakan orang lain itu, andai dia bisa merasakan ke tidak terbatasan kepribadian pasangannya, maka orang lain itu tidak akan menjadi terkenal (familiar) sehingga keajaiban menaklukan penghalang pun akan terjadi setiap hari.

Bagi mereka keintiman dibangun terutama melalui hubungan seksual. Karena bagi mereka keterpisahan dengan orang lain bermakna keterpisahan fisik, sehingga penyatuan fisik dianggap akan mengatasi keterpisahan itu. Yang tampak intim hanya saat mereka ditempat tidur atau saat mereka saling mengekspresikan kebencian dan kemarahan. Namun, semua bentuk kedekatan ini cenderung melemah terus dan terus seiring waktu berlalu. Akibatnya dia pun mencari cinta pada orang baru, pada orang asing baru. Sekali lagi orang asing baru itu dijelaskan jadi orang "dekat ", sekali lagi pengalaman jatuh cinta itu menggembirakan dan kuat (intens), dan sekali lagi perlahan-lahan melemah dan melemah, dan berakhir dalam keinginan mencari penaklukan baru, cinta baru selalu dengan ilusi bahwa cinta yang baru akan berbeda dari yang sebelumnya. Sifat hasrat seksual yang memperdaya berperan besar menyumbang ilusi ini.

Tujuan hasrat seksual adalah penyatuan dan bukan sekedar gairah fisik, perbedaan ketegangan yang menyakitkan. Namun, hasrat seksual pun bisa dirangsang oleh rasa cemas akan kesendirian, oleh keinginan untuk menaklukkan atau ditaklukkan, oleh keangkuhan, oleh keinginan untuk menyakiti dan bahkan merusak, sebesar rangsangan cinta. Tampaknya hasrat seksual bisa dengan mudah bercampur dan dirangsang oleh emosi kuat, cinta cuma salah satunya. Hasrat seksual berada di dalam pikiran sebagian besar orang, bercampur dengan gagasan tentang cinta, karenanya mereka terkecoh, mengirah bahwa saat menginginkan satu sama lain secara fisik berarti mereka saling mencintai.

 Cinta dapat membangkitkan keinginan untuk penyatuan seksual, bila demikian maka hubungan fisik itu tidaklah tamak, tidaklah ingin menaklukkan atau ditaklukkan, melainkan berbaur kelembutan. Jika hasrat penyatuan tidak dirangsang oleh cinta, jika cinta erotis itu tidak sekaligus sebuah cinta persaudaraan, maka hasrat penyatuan itu tidak akan membawa pada penyatuan lebih dari rasa orgiastik yang sementara. Untuk sesaat, ketertarikan seksual menciptakan ilusi bersatu, tapi tanpa cinta "penyatuan" Ini hanya membuat kedua orang asing itu sejauh sebelumnya kadang membuat mereka malu satu sama lain, dan bahkan membuat mereka saling membenci, karena saat ilusi itu telah hilang mereka merasa terasing bahkan lebih dari sebelumnya.

Kasih sayang sama sekali bukan, seperti yang diyakini Freud, sebuah usaha pengalihan hasrat yang bersifat primitif ke tingkahlaku yang diterima oleh norma masyarakat (sublimasi) dari pola tingkalahku yang bersifat turun temurun sejak lahir (insting) seksual, kasih sayang terlahir dari cinta persaudaraan, dan hadir dalam bentuk cinta fisik maupun non-fisik. Kita sering menemukan dua orang saling "jatuh cinta " Dan tidak mencintai siapapun yang lain. Cinta mereka, sesungguhnya, adalah egotisme. Mereka adalah dua orang yang mengidentifikasi dirinya pada pasangannya, dan mengatasi persoalan terasing dengan meluaskan individu satu menjadi dua.

 Mereka memang telah mengatasi kesendirian, tapi, karena terpisah dari seluruh umat manusia, mereka tetap terpisah dari satu sama lain dan terasing dari diri sendiri, mereka mengalami penyatuan sebagai ilusi. Cinta erotis bersifat ekslusif, tapi artinya mencintai dalam diri orang lain itu seluruh umat manusia, semua yang hidup. Cinta erotis khusus (eksklusif) hanya dalam arti saya bisa menyatukan diriku sepenuhnya dan sekuatnya dengan hanya satu orang. Cinta erotis meniadakan cinta untuk yang lain hanya dalam arti penyatuan erotis, berkomitmen penuh dalam seluruh aspek kehidupan tapi tidak dalam arti meniadakan cinta persaudaraan yang dalam dengan orang lain.

Cinta erotis, jika itu memang cinta, punya satu premis. Bahwa saya mencintai dari inti keberadaan saya dan merasakan orang lain dalam inti keberadaannya. Pada intinya, semua manusia sama. Kita sebagai bagian dari yang satu, kita adalah satu. Karena inilah, siapa yang kita cintai tak ada bedanya. Cinta seharusnya adalah kerelaan, keputusan untuk memercayakan hidup saya sepenuhnya pada satu orang itu. Inilah sesungguhnya alasan dibalik gagasan tentang pernikahan yang sulit dijelaskan. Gagasan ini menjadi landasan pernikahan tradisional yang mana kedua pasangan tidak pernah memilih satu sama lain, tetapi dipilihkan untuk satu sama lain dan diharapkan mencintai satu sama lain. Dalam kebudayaan Barat modern, gagasan ini sudah usang, kuno sama sekali. Cinta diharapkan timbul dari reaksi emosional, spontan, dari perasaan tidak tertahankan yang mendadak menguasai. Dalam pandangan ini, dia hanya melihat kekhasan dua individu yang terlibat cinta dan bukan kenyataan bahwa semua manusia laki-laki bagian dari Adam, dan semua perempuan bagian dari Hawa. Dia menyangkal faktor penting cinta erotis, yaitu Kerelaan. Mencintai seseorang bukan sekedar suatu perasaan yang kuat tapi keputusan, pertimbangan, janji. Jika cinta cuma perasaan, tidak akan ada landasan bagi janji mencintai satu sama lain selamanya. Perasaan datang dan bisa pergi. Bagaimana saya menilai itu akan bertahan selamanya, jika tindakan saya tidak menyertakan pertimbangan dan keputusan? 

Mengingat dua pandangan diatas, kita mungkin sampai pada posisi bahwa cinta adalah semata-mata kerelaan dan komitmen, jadi tidak penting siapa kedua orang itu. Apakah pernikahan diatur oleh pihak lain, atau pilihan pribadi, begitu pernikahan diputuskan, kerelaan tadi harusnya menjamin cinta berlanjut. Pandangan ini tampak mengabaikan ciri paradoks dari sifat manusia dan cinta erotis. 

Cinta erotis menghendaki elemen-elemen tertentu yang sangat individual dan spesifik, yang terdapat diantara beberapa orang, bukan diantara semua orang. 

Jadi kedua pandangan tersebut benar, yaitu bahwa cinta erotis adalah ketertarikan individual sepenuhnya, khusus antara dua orang tertentu. Juga bahwa cinta erotis tidak lain adalah kerelaan. 

Lebih tepat cinta erotis adalah kebenaran bukan yang ini atau itu. 
Maka anggapan bahwa bila cinta erotis tidak berhasil, hubungan bisa dengan mudah pudar, atau anggapan bahwa hubungan pasti tidak akan pernah pudar sama sekali, Sama-sama keliru. 


Rene Decrates, Izinkan Saya Obock I Silakan Menjadi Pelacur! DiLadangMu. 

Tidak ada komentar:

Teknik Pembuatan Api Tradisional

Pada 1960-an-1980-an masyarakat perkampungan lembah Yahulikma, Ubahakikma dan Sosomikma tidak memiliki akses korek api, dan masih menggunaka...