Ilustrasi Gambar
Pendahuluan
Generasi Y atau
generasi milenial membawa cara pandang sendiri terhadap dunia kerja. Jika tidak
dikelola dengan baik, maka cara pandang generasi milenial yang berbeda dengan
generasi pendahulunya akan menimbulkan kesalahpahaman, bahkan bisa terjadi
konflik. Millennial adalah mereka yang kelahirannya antara tahun 1981-1994
(beberapa yang lain menyebut hingga sebelum tahun 2000). Mereka juga adalah
orang-orang dengan usia produktif sekaligus konsumen yang mendominasi pasar
saat ini. Kehidupan sosial menjadi nilai penting, didukung dengan kuatnya arus
informasi di masa kini. Begitu pula halnya dengan perilaku konsumsi, yang tak
jauh dari lingkup dunia teknologi.
Siapa Yang Dimaksud Generasi Milennial
Dewasa ini, generasi milenial menjadi topik yang cukup hangat dikalangan
masyarakat, mulai dari segi pendidikan, teknologi maupun moral dan budaya. Tapi
sebenarnya, siapakah yang dimaksud generasi milenial itu dan apakah orang
benar-benar mengerti akan sebutan itu.
Milenial atau kadang
juga disebut dengan generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah
Generasi X, yaitu orang yang lahir pada kisaran tahun 1980- 2000an. Maka ini berarti
milenial adalah generasi muda yang berumur 17- 37 pada tahun ini. Milenial
sendiri dianggap spesial karena generasi ini sangat berbeda dengan generasi
sebelumnya, apalagi dalam hal yang berkaitan dengan dinamika perkembangan dunia
teknologi informasi saat ini.
Generasi milenial
memiliki ciri khas tersendiri yaitu, mereka lahir pada saat TV
berwarna,handphone, internet sudah
diperkenalkan. Sehingga generasi kita ini sangat mahir dalam teknologi
informasi.
Kebanyakan dari
generasi milenial kita ini hanya peduli
untuk membanggakan pola hidup kebebasan dan hedonisme. Memiliki visi yang tidak
realistis dan terlalu idealistis, yang penting bisa gaya.
Jadi sebenarnya jika
kita ingin menjadi generasi milenial yang bermanfaat, Maka kita juga ditutut
untuk berfikiran kritis, terbuka dengan apa yang ada disekeliling
kita, mulai dari masalah kesehatan, Pendidikan, Lingkungan hidup, politik,
ekonomi hingga sosial dan budaya. Jangan kita telan mentah-mentah informasi
yang kami dapatkan. Cobalah untuk kita berfikir kritis dan pikirkan apa yang
bisa kita kontribusikan untuk memecahkan masalah di sekitar kita. Dan juga dapat menggunakan media sosial
secara bijak, karena media sosial bisa menjadi pedang bermata dua,
tergantung bagaimana kita menggunakannya. Maka kita gunakan dengan bijak, kita
musti hindari penyebaran informasidikatakan
asumsi tanpa pembuktian kebenaran fakta.
Hal yang paling penting adalah bantu orang lain, memikirkan orang lain bukan berarti hanya memperhatikan keluarga sekampung
atau sedaerah kita saja. Melainkan konsep masyarakat secara keseluruhan bahkan
masyarakat dunia global tanpa batas tidak perlu berfikir dengan kedaulatan
suatu negara dalam arti sempit, Jika
kita dapat membantu sepuluh atau bahkan seratus masyarakat dunia global tanpa
batas memperhatikan kedaulatan suatu negara .
Maka kita di tuntut untuk buat visi yang realistis, dan kita juga harus tentukan visi yang ingin kita capai. Dan juga membangun ide kita setelah
kita memiliki visi yang baik. Kita seharusnya buat ide yang dapat membantu kita
mencapai visi kita tadi. Diskusikan ide dengan orang-orang di sekitar kita.
Jangan kita takut dengan ide kita dicuri, karena tidak ada ide yang original,
dan ingatlah ide itu murah yang mahal eksekusinya.
Apa Yang Dimaksud Generasi Milenial
Milenial adalah juga
sebuah istilah yang populer menggantikan istilah Generasi Y (GenY).
Generasi Y adalah
cohort (kelompok demografis) yang lahir setelah Generasi X
Sejalan dengan itu,
banyak fakta dan mitos yang beredar tentang generasi Milenial, tidak semuanya
benar dan tidak sepenuhnya salah. Selain mitos, generasi yang lebih tua sering
mencap para milenial dengan stereo type yang sama, yaitu malas dan narsis,
generasi Milenial memiliki karakteristik yang khas, kita lahir di zaman TV sudah
berwarna dan memakai remote, sejak masa sekolah sudah menggunakan handphone,
sekarang tiap tahun ganti smartphone dan internet menjadi kebutuhan pokok kita,
berusaha untuk selalu terkoneksi di manapun, eksistensi sosial ditentukan dari
jumlah follower dan like kita, kita juga punya tokoh idola, afeksi pada genre
musik dan budaya pop populer yang sedang hype, ikut latah #hashstag ini
#hashtag itu, pray for ini dan itu, dan semua gejala-gejala kekinian yang tak
habis-habisnya membuat generasi orangtua kita kebingungan mengikutinya. Namun
dibalik itu semua, ada banyak hal negatif yang disoroti oleh generasi-generasi
yang lebih tua dari kita. Milenial dinilai cenderung cuek pada keadaan sosial,
mengejar kebanggaan akan merk/brand tertentu padahal orangtua kita makan dua
kali sehari saja sudah bersyukur. Pulang kuliah/ kerja nongkrong di Warkop,
padahal di kosan hanya makan mie instan.
Kita cuek saja, yang
penting gaya trend. Yang penting eksis di media sosial. Yang penting
follower-nya banyak. Sekolah atau kuliah cuma jadi ajang pamer harta orang tua
kita (untuk yang berpunya), dan menjadi perjuangan untuk yang(BPJS). tipe Budget
Pas-pasan Jiwa Sosialita.
Sekali lagi, itulah stereotype dari generasi
yang lebih tua terhadap generasi kita. Kamu dan saya perlu membuktikan bahwa
tidak semua anak muda seperti itu. Tunjukkan apapun yang menjadi passion-mu
pada dunia, pada lingkunganmu dan pada orangtuamu. Kita muda, kita enerjik, dan
kita punya banyak ide untuk diwujudkan.
Kesimpulan
Generasi milenial
kita lebih kreatif, inovatif dan cepat belajar, dan generasi milenial kita juga
dianggap sombong, sok tau,loyalitas kita
rendah dan kurang sopan
Saran
Jadilah manusia yang
kreatif, inovatif dan cepat belajar dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.
Tetaplah jaga sopan santun terhadap semua orang dan jalin komunikasi terhadap
semua ciptaan sehingga terhindar dari sifat sombong, sok tau dan loyalitas
rendah.
Oleh : Obock I Silak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar