Rabu, 24 Agustus 2022

Kearifan Bahasa Ibu Didokumentasikan Penutur Bahasa Ibu

Sumo (https://alinlancintamenulis.blogspot.com) - Andi mengatakan kekayaan kearifan bahasa ibu didokumentasikan oleh Penutur bahasa ibu itu sendiri. Hal itu dikatakan dalam diskusi formal di Sumo, Yahukimo Papua, Rabu 23/8/22.

"Orang lokal di Kampung Penutur bahasa ibu dianggap bodoh, sebenarnya tidak bodoh yang bodoh adalah orang Penutur bahasa ibu yang tinggal menetap di kota," tutur Andi.

Lebih lanjut, ia mengatakan orang kampung yang menetap di kota meremehkan orang lokal itu bodoh-bodoh,  tidak bisa tulis, tidak bisa baca dan tidak bisa apa-apa, tapi kalau orang lokal ajarkan bahasa lokal dengan modal yang mereka miliki (ada 36 tenses) itu daripada bahasa Inggris yang hanya 16 tense.

"Tapi orang lokal yang menetap di kota sudah tahu bahasa Inggris bikin tahu diri, menganggap ia bisa semua.
Padahal ia hanya bermodal 16 tense saja, orang kampung yang menetap di kota tidak paham tense kearifan penuturan bahasa ibu," katanya. 

Tensenya itu adalah perubahan kata kerja subjek dan waktu. Orang lokal di kampung paham kearifan penuturan bahasa ibu (36 tense) kata kerja subjek dan waktu. Mereka sangat memahami tense yang berubah-ubah sesuai dengan subjek dan waktu. 

Bayangkan mereka pintar sekali memiliki 36 tense dan punya kekayaan intelektual sebagai bahasa lokal sebanyak itu. Karena itu bahasa lokal siapa bilang itu bodoh, tidak ada budaya yang bodoh. Makanya kita harus menghargai, kesannya. 

"Orang yang tahu bahasa Inggris bangga dan dianggap pintar sedangkan bahasa lokal dianggap bodoh ketika bahasa lokal 36 tense itu digunakan oleh penutur lokal," ucapnya. 
(Obock)

Tidak ada komentar:

Teknik Pembuatan Api Tradisional

Pada 1960-an-1980-an masyarakat perkampungan lembah Yahulikma, Ubahakikma dan Sosomikma tidak memiliki akses korek api, dan masih menggunaka...